Hari ke hari berlalu. Terkadang aku selalu lupa untuk terus menulis. Kepalaku begitu kosong. Mungkin memang karena jarang diisi. Sedih sekali ketika aku ingin mengakui diri sebagai orang yang berilmu, namun menulis saja kesulitan.
Perbincangan apalagi yang tidak pernah terlupakan selain tentang cuaca. Hari ini mendung, seperti dua hari sebelumnya. Saking konstannya nuansa seharian, aku juga tak ingin keluar dari pemukiman. Sulit untuk menghangatkan kamarku, jadi sekalinya ditinggalkan, rasanya sayang.
Setidaknya tiga kalimat per paragraf, itu yang tadi terus aku pikirkan. Aku tak ingin berhenti menekan tuts papan ketik di jangkauan jari tanganku. Aku tak ingin berganti ke hal lain.
Baru saja berkata seperti itu, aku berganti ke hal lain. Tidak penting aku sebutkan apa hal itu. Aku punya urusan lain yang lebih penting: terus menulis.
Aku menyadari, sejauh ini aku sering menggunakan kata negatif “tak” atau “tidak”. Mengapa, ya? Apakah itu ada implikasinya? Apakah itu penting? Aku tidak tahu.
Oke, kedepannya, mari coba gunakan bentuk ekspresi lain yang lebih positif.
Lalu, mengapa aku melakukan ini? Mengapa aku memaksa diriku untuk menulis tanpa henti? Untuk apa?
Kalau harus dibilang satu penyebabnya, maka ini: pemaksaan identitas. Aku tentukan bahwa aku adalah penulis di masa depan dan masa kini. Betul, aku dari dulu selalu bilang bahwa aku penulis masa depan. Tapi apa? Aku pikir (dan rasa) bahwa itu hanya bualan belaka, karena aku tidak kunjung produktif menulis dari sekarang. Memangnya ada satu hari di mana aku tiba-tiba bisa mengeluarkan 1500 kata secara cuma-cuma? Tidak mungkin. Di balik suatu karya tulisan yang baik, pasti ada dua unsur di sana: pengalaman atau pengetahuan, dan kemampuan menuliskan unsur pertama ke dalam tulisan yang bisa dibaca. Aku merasa bahwa aku tidak begitu kekurangan ide dari pengalaman dan pengetahuanku (kuakui bahwa aku adalah konsumen pengetahuan!), tetapi kemungkinan banyak yang berlalu begitu saja dari rekaman karena aku tidak mendokumentasikannya dengan baik. Ya, segala bentuk dokumentasi dilakukan di masa lalu, dan masa lalunya masa depan adalah masa kini.
Butuh pemanasan untuk mendapatkan paragraf sepanjang itu. Pemanasan yang lebih efektif dan lebih singkat adalah yang ingin kamu raih di sini. Aku bisa gunakan kata “pemanasan” sebagai deskripsi kegiatan di sini. Pemanasan untuk karya yang lebih besar. Insya Allah.
Di sisi lain, kegiatan menulis di sini juga bisa dianggap sebagai bentuk “pendinginan” dari kehidupanku. Inilah proses di mana aku meresapi segala input dan output yang terjadi dalam hari-hariku. Sebisa mungkin di sana aku cari pelajarannya, sehingga apa yang aku tuliskan selalu hal-hal yang maksimal manfaatnya dan minim kejelekannya. Karena kembali lagi, bahwa pada akhirnya semuanya akan terbuka. Segala huruf dan kata akan diketahui dan diukur berat-ringannya.