Akhir kuartal pertama tahun 2020 adalah waktu ketika kefrustrasian pada diri sendiri yang sudah memuncak, membuat aku berani melakukan dua aktivitas yang lumayan ekstrem: mengkritik habis-habisan diri di masa lalu, merencanakan diri di masa depan dengan penuh kasih sayang. Di sini aku tidak mengatakan bahwa mengkritik itu berlawanan dengan menyayangi, tapi efek dari kedua perlakuan tersebut berada pada ujung yang berbeda: pesimisme dan optimisme–setidaknya begitulah model mentalku di saat itu.
Model yang tidak begitu tepat. Namun, dari situ aku diantarkan untuk menyimpulkan bahwa kunci pertama dalam mengurangi kefrustrasian ini adalah melihat realita apa adanya, jujur pada diri sendiri. Sikap jujur ini adalah fondasi dari kemampuan berpikir realistis (jauh lebih baik daripada pesimis!).
Lalu apa maksudnya dari “berencana dengan penuh kasih sayang”? Sekilas terdengar menggelikan.
“Kasih sayang” di sini aku hubungkan dengan sikap total confidence, kepercayaan diri yang seutuhnya. Percaya bahwa aksi, fase, dan hasil selanjutnya akan lebih baik atas izin Yang Maha Kuasa dan Maha Menyayangi, selama aku berniat dan berbuat yang sesuai dengan apa yang Ia ajarkan. Dari situ, aku mencoba benar-benar mengaplikasikan catutan bible, “man proposes, God disposes,” atau ayat al-Qur’an, “jika kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah–sesungguhnya Allah menyukai orang yang bertawakkal.”
Di momen ini dan beberapa tulisan ke depannya, insya Allah aku akan membeberkan satu sisi dari kebiasaan ini, yaitu kritik review diri. Karena blog ini bersifat publik, cerita ataupun eksposisi yang aku sampaikan tidak akan begitu detil (melewatkan bagian “kritik habis-habisan”) dan kadang langsung ke kesimpulan. Secara privat, ulasan ini aku lakukan tiap kuartal tahun, tapi aku suka mengambil intisari tiap tahunnya sebagai bentuk dokumentasi yang lebih singkat. Intisari ini aku bedakan menjadi dua bagian: key art of the heart dan patterns of actions of the mind and body.
[Key art of the heart] adalah seni dari suatu aktivitas kunci yang dilakukan oleh hati. Satu aktivitas untuk satu tahun. Dalam satu tahun, aku harus mempelajari makna, implikasi, aplikasi, bereksperimen, dan mengeksplorasi aktivitas tersebut. Ini adalah salah satu bentuk caraku mengembangkan diri dari segi karakter. Ini memang ditentukan di awal tahun, sebagai bagian dari eksekusi kurikulum hidup yang sistematis. Tapi ditengah-tengah bahkan di akhir tahun kadang aku revisi jika ada kejadian yang luar biasa tidak aku duga yang mengandung pembelajaran hati yang lebih mendalam.
[Patterns of actions of the mind and body] adalah tema-tema dari kejadian yang kualami, keputusan-keputusan, atau masalah-masalah penting. Ini benar-benar refleksi dari serial kejadian selama satu tahun. Jika aku menulis buku biografi seseorang, patterns of actions ini akan jadi judul-judul babnya.
Di 2020 itu aku mencoba sejauh mungkin melihat ke belakang, apa saja yang bisa aku simpulkan dari tiap tahun. Aku hanya ingat betul dari tahun 2017. Hingga tulisan ini dibuat di awal 2023, sudah ada enam review besar-besaran. Aku berharap bisa membuat tulisan untuk masing-masing tahun, jika Allah mengizinkan.
- 2017
- key art: envying
- patterns of actions:
- questioning the common, the norms, and trends
- focus on the keystone
- 2018
- key art: vibrating
- patterns of actions:
- defining relationship with philosophy
- activism
- 2019
- key art: restraining
- patterns of actions:
- putting things into perspectives
- coping with failures
- 2020
- key art: forgiving
- patterns of actions:
- defining the north star
- turning ideas into execution
- 2021
- key art: being sincere
- patterns of actions:
- thinking in systems
- contingency planning
- deactivism
- 2022
- key art: practising patience
- patterns of actions:
- self-direction
- gaining and spending wealth
- knowing where to look
Mengapa kamu begitu peduli dengan hal-hal seperti ini? Why not just go on about your life and carry on without having to find nice words to wrap up your year?
Hehe. Mengapa tidak? Dari jaman ke jaman, pelajaran hidup ditransmisikan lintas generasi menggunakan cerita dan kisah. Dengan adanya ringkasan hidup ini, mudah bagiku untuk mengingat dan menceritakan pelajaran hidup ke anak-cucuku kelak, tanpa perlu membuka buku diary yang seringkali memalukan.
Itu alasan minornya. Alasan mayornya adalah keystone habit. Kegiatan ini aku canangkan sebagai kebiasaan kunci untuk memberikan sedikit-banyak struktur dalam hidupku, dalam perjalanan menjauhi mediocrity.
Bagaimana dengan tahun ini, 2023? Aku tidak terlalu suka membicarakan rancangan masa depan pribadi di ruang publik. Jika masih ada usia, biarkan key art and patterns of action of 2023 menjadi calon judul tulisan di tahun selanjutnya.