Hai, Tuhan, Yang Maha Menyayangi.
Kau telah memberikan banyak kenikmatan pada makhluk-Mu yang pelupa. Kenikmatan itu sering terlihat seperti kelebihan yang tidak adil, namun tetap saja makhluk-Mu lupa. Ke mana perhatian dia? Makhluk lainnya yang nampak memiliki kenikmatan yang tidak adil.
Tanda-Mu di mana-mana. Tapi makhluk-Mu malah teralihkan oleh tanda-tanda dari yang semu dan fana. Bagaimana jiwa kecil itu tidak terluka dan berduka, jika ia selalu salah merasa dan memilih tanda? Tanda akan cinta-Mu.
Sedangkan ia tahu..
bahwa merasakan cinta dan kasih-Mu yang Kau beri di suatu waktu; itu namanya bersyukur.
Dan bahwa memilih mencari cinta-Mu dari cinta yang lain: cinta ego dan nafsu, cinta perbuatan, cinta masa depan, cinta makhluk lain; itu namanya bersabar.
Wahai, Tuhan.
Sibukkanlah makhluk-Mu dengan dirinya sendiri. Sibukkanlah makhluk-Mu dengan dirinya sendiri. Sibukkanlah makhluk-Mu dengan dirinya sendiri.
Sibukkanlah makhluk-Mu dengan dirinya sendiri dalam meraih cinta-Mu sebelum ia mampu ikut menebarkan kenikmatan secara adil pada perkara-perkara penting yang tidak bisa ia lupakan.